Rabu, 03 November 2010

Daftar Kata Baku-Tidak Baku

Daftar Kata Baku-Tidak Baku

Posted on by Romeltea

i

Quantcast

SEBAGAI “professional communicator”, salah satu pekerjaan saya adalah mengedit (menyunting) naskah, utamanya memperbaiki naskah itu agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa jurnalistik. Tapi saya bukan ahli bahasa, namun terus berusaha menguasai tata bahasa dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan-perundangan yang berlaku berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Waduh, pake Pancasila dan UUD segala ya…?

Naskah yang saya edit bermacam-macam. Ada naskah berita, artikel, feature, juga naskah buku. Saya lupa berapa jumlah naskah yang sudah saya edit. Yang jelas, beberapa di antaranya berupa kumpulan tulisan “klien” bergelar Dr. dan Prof. untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Anda juga punya kumpulan tulisan untuk dijadikan buku?

Saat mengedit sebuah naskah kemarin, saya dibibungkan dengan penulisan kata “hafal” (f) ataukah “hapal” (p). Ternyata, setelah melakukan “studi literatur”, saya menemukan penulisan yang baku atau benar adalah “hafal”, bukan “hapal”.

Semula, saya berpendapat, penulisan yang benar adalah “hapal” karena kata itu asli Indonesia alias bukan kata serapan. Huruf “f” biasanya digunakan untuk kata serapan dari bahasa asing, utamanya Arab (= fa) dan Inggris (= ive/ ph), seperti “huruf” (bahasa Arabnya “harfun” atau “huruf”), Mushaf; alternatif (alternative), positif (positive), georgafi (geography), dan sebagainya.

Semula pula saya mengira, penulisan “hafal” dengan huruf “f” adalah bentuk salah kaprah –menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), salah kaprah artinya kesalahan yang umum sekali sehingga orang tidak merasa salah kalau melakukannya. Sekarang, setelah melakukan “studi literatur” –sebut saja “penelitian”, saya ternyata saya salah kira. Penulisan yang benar adalah “hafal”, bukan “hapal”.

Dalam “studi” itu saya juga kembali menemukan daftar kata yang penulisannya selama ini sering salah. Banyak penulis atau wartawan yang salah kaprah dalam menulis sebuah kata. Daftar kata yang sering salah tulis pernah saya muat di blog yang saya “copy paste” dari wikipedia.org.

Daftar serupa dan beberapa bentuk salah kaprah dalam berbahasa Indonesia juga dengan baik dimuat dan diulas oleh situs Suara Komunitas Indonesia, www.suarakomunitas.combine.or.id dalam artikel “Salah Kaprah Berbahasa Indonesia”.

Dalam tulisan itu disebutkan bentuk-bentuk salah kaprah itu, salah satunya mengganti istilah “ganti rugi” dengan “ganti untung”. Yang benar adalah “ganti rugi” (artinya penggantian kerugian atau mengganti kerugian). Kalau “ganti untung” berarti penggantian keuntungan atau mengganti keuntungan.

Contoh lain, salah kaprah dalam penulisan “massa” dan “bergeming”. Contoh: “Ratusan massa mendatangi…”. Kata massa bermakna ”sekumpulan orang yang banyak sekali”. Apakah ratusan massa berarti ”ratusan kumpulan orang”? Tidakkah yang dimaksudkan ”ratusan orang”, bukan ”ratusan massa”?

Bergeming : ”Dia tidak bergeming” sering diartikan ”dia tidak bergerak”. Padahal, makna bergeming “tidak bergerak sedikit juga; diam saja”.

Daftar Kata Baku-Tidak Baku

Berikut ini daftar kata yang sering salah tulis. Saya kutip daftar ini dari berbagai sumber, termasuk dari situs Suara Komunitas Indonesia, wikipedia, dan buku Yus Badudu, Ejaan Bahasa Indonesia (1989), serta dari naskah buku baru saya yang sedang dalam proses cetak, Bahasa Media: Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik (Baticpress Bandung).

BAKU – TIDAK BAKU

aktif – aktip

aktivitas – aktifitas

apotek – apotik

atlet – atlit

Anda – anda

andal – handal

analisis – analisa

diagnosis – diagnosa

andal – handal

antre – antri

asas – azas

cendekiawan – cendikiawan

detail – detil

embus – hembus

ekstrem – ekstrim

ekstremis – ekstrimis

Februari – Pebruari

frekuensi – frekwensi

fondasi – pondasi;

hierarki – hirarki

hakikat – hakekat

hafal – hapal

ijazah – ijasah

izin – ijin

imbau – himbau

isap – hisap

jenazah – jenasah

justru – justeru

karier – karir

kategori – katagori

konferensi – konperensi

kualifikasi – kwalifikasi

kualitatif – kwalitatif

kuantitatif – kwantitatif

kualitas – kwalitas

masjid – mesjid

merek – merk

meterai – meterei

miliar – milyar

misi – missi

mulia – mulya

museum – musium

metode – metoda

mungkir – pungkir

narasumber – nara sumber

nasihat – nasehat

objek – obyek

objektif – obyektif

peduli – perduli

praktik – praktek

provinsi – propinsi

risiko – resiko

sekadar – sekedar

silakan – silahkan

sistem – sistim

saksama – seksama

subjek – subyek

subjektif – subyektif

teknik – tehnik

teknologi – tehnologi

terampil – trampil

telanjur – terlanjur

telantar – terlantar

ubah – rubah

mengubah – merubah

utang – hutang

0 komentar: