Daftar Kata Baku-Tidak Baku
Posted on February 1, 2009 by Romeltea
SEBAGAI “professional communicator”, salah satu pekerjaan saya adalah mengedit (menyunting) naskah, utamanya memperbaiki naskah itu agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa jurnalistik. Tapi saya bukan ahli bahasa, namun terus berusaha menguasai tata bahasa dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan-perundangan yang berlaku berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Waduh, pake Pancasila dan UUD segala ya…?
Naskah yang saya edit bermacam-macam. Ada naskah berita, artikel, feature, juga naskah buku. Saya lupa berapa jumlah naskah yang sudah saya edit. Yang jelas, beberapa di antaranya berupa kumpulan tulisan “klien” bergelar Dr. dan Prof. untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Anda juga punya kumpulan tulisan untuk dijadikan buku?
Saat mengedit sebuah naskah kemarin, saya dibibungkan dengan penulisan kata “hafal” (f) ataukah “hapal” (p). Ternyata, setelah melakukan “studi literatur”, saya menemukan penulisan yang baku atau benar adalah “hafal”, bukan “hapal”.
Semula, saya berpendapat, penulisan yang benar adalah “hapal” karena kata itu asli Indonesia alias bukan kata serapan. Huruf “f” biasanya digunakan untuk kata serapan dari bahasa asing, utamanya Arab (= fa) dan Inggris (= ive/ ph), seperti “huruf” (bahasa Arabnya “harfun” atau “huruf”), Mushaf; alternatif (alternative), positif (positive), georgafi (geography), dan sebagainya.
Semula pula saya mengira, penulisan “hafal” dengan huruf “f” adalah bentuk salah kaprah –menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), salah kaprah artinya kesalahan yang umum sekali sehingga orang tidak merasa salah kalau melakukannya. Sekarang, setelah melakukan “studi literatur” –sebut saja “penelitian”, saya ternyata saya salah kira. Penulisan yang benar adalah “hafal”, bukan “hapal”.
Dalam “studi” itu saya juga kembali menemukan daftar kata yang penulisannya selama ini sering salah. Banyak penulis atau wartawan yang salah kaprah dalam menulis sebuah kata. Daftar kata yang sering salah tulis pernah saya muat di blog yang saya “copy paste” dari wikipedia.org.
Daftar serupa dan beberapa bentuk salah kaprah dalam berbahasa Indonesia juga dengan baik dimuat dan diulas oleh situs Suara Komunitas Indonesia, www.suarakomunitas.combine.or.id dalam artikel “Salah Kaprah Berbahasa Indonesia”.
Dalam tulisan itu disebutkan bentuk-bentuk salah kaprah itu, salah satunya mengganti istilah “ganti rugi” dengan “ganti untung”. Yang benar adalah “ganti rugi” (artinya penggantian kerugian atau mengganti kerugian). Kalau “ganti untung” berarti penggantian keuntungan atau mengganti keuntungan.
Contoh lain, salah kaprah dalam penulisan “massa” dan “bergeming”. Contoh: “Ratusan massa mendatangi…”. Kata massa bermakna ”sekumpulan orang yang banyak sekali”. Apakah ratusan massa berarti ”ratusan kumpulan orang”? Tidakkah yang dimaksudkan ”ratusan orang”, bukan ”ratusan massa”?
Bergeming : ”Dia tidak bergeming” sering diartikan ”dia tidak bergerak”. Padahal, makna bergeming “tidak bergerak sedikit juga; diam saja”.
Daftar Kata Baku-Tidak Baku
Berikut ini daftar kata yang sering salah tulis. Saya kutip daftar ini dari berbagai sumber, termasuk dari situs Suara Komunitas Indonesia, wikipedia, dan buku Yus Badudu, Ejaan Bahasa Indonesia (1989), serta dari naskah buku baru saya yang sedang dalam proses cetak, Bahasa Media: Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik (Baticpress Bandung).
BAKU – TIDAK BAKU
aktif – aktip
aktivitas – aktifitas
apotek – apotik
atlet – atlit
Anda – anda
andal – handal
analisis – analisa
diagnosis – diagnosa
andal – handal
antre – antri
asas – azas
cendekiawan – cendikiawan
detail – detil
embus – hembus
ekstrem – ekstrim
ekstremis – ekstrimis
Februari – Pebruari
frekuensi – frekwensi
fondasi – pondasi;
hierarki – hirarki
hakikat – hakekat
hafal – hapal
ijazah – ijasah
izin – ijin
imbau – himbau
isap – hisap
jenazah – jenasah
justru – justeru
karier – karir
kategori – katagori
konferensi – konperensi
kualifikasi – kwalifikasi
kualitatif – kwalitatif
kuantitatif – kwantitatif
kualitas – kwalitas
masjid – mesjid
merek – merk
meterai – meterei
miliar – milyar
misi – missi
mulia – mulya
museum – musium
metode – metoda
mungkir – pungkir
narasumber – nara sumber
nasihat – nasehat
objek – obyek
objektif – obyektif
peduli – perduli
praktik – praktek
provinsi – propinsi
risiko – resiko
sekadar – sekedar
silakan – silahkan
sistem – sistim
saksama – seksama
subjek – subyek
subjektif – subyektif
teknik – tehnik
teknologi – tehnologi
terampil – trampil
telanjur – terlanjur
telantar – terlantar
ubah – rubah
mengubah – merubah
utang – hutang